Sawah di sekitar Larantuka

Salah satu sudut jalan transflores yang menghubungkan antara Maumere dan Larantuka

Pantai Larantuka

Salah satu pesisir pantai di kota Larantuka

Danau Tiga Warna Kelimutu

Danau tiga warna terdapat di kabupaten Ende, Flores.

Labuan Bajo

Salah satu spot menarik di Labuan Bajo, Manggarai, FLores.

Tari Hegong

Tarian Tradisional dari Maumere, Flores, untuk penyambutan tamu.

Rabu, 31 Desember 2014

Pedoman Untuk Kelas Geof Smt-5

Kerangka Paper Fisika Batuan

  1. Konsep Fisika yang mendasari, bisa berupa bahasan : energi, Gelombang atau Medan; untuk Fisika batuan umumnya kita funakan teori medan.
  2. Sistem yang berpengaruh terhadap: energi,  gelombang, medan yang kita pakai dasar konsep
  3. Temukan parameter fisis, Physical Properties of Rock yang menjadi objeknya : densitas, sifat kemagnetan, sifat kelistrikan, sifat keradioaktifan dll,
  4. Kaitkan antara sifat fisika batuan tersebut dengan konsep Fisika yang terkait.
  5. Metode untuk mengukur besaran fisis dari parameter objek tersebut.
  6. Tunjukkan apa yang kita ukur, apakab besaran semu, besaran sesungguhnya, anomai apa yang lainnya.
  7. Jangan lupa mengoreksi hal-hal yang emmpengaruhi pengukuran.
  8. Interpretasi terhadap apanya, lateral apakah profil
  9. Jangan lupa ikuti kaidah penulisan yang benar yang sudah kalian pelajari dalam metodologi penulisan ilmiah.
Selamat Menyelesaikan Tugas kalian.

Untuk Anak Smt-5 Geofisika STMKG




TUGAS STMKG Kelas Geofisika Smt %
Beberapa Catatan Tentang Tugas Kelompok agar diperbaiki
Umum :
Agar tugas di sesuaikan formatnya dengan penulisan paper atau makalah, harus terfokus menjadi pembahasan suatu masalah FIsika Batuan, dikaitkan dengan Gravitas è Massa, densitas, apa yang diukur, apa yang berpengaruh kepada hasil pengukuran sehingga perlu dikoreksi, hasil yang diperoleh itu apannya, apakan besaran semu, besaran sesungguhnya, apakah anomal dlsbnya. Uraikan . Karena mainstream yang kita pelajari adalah seismologi, kaitkanlah apa yang saudara jadikan objek tulisan pada seismologi, apakah proses pematangan stress, proses akibat pengaruh stress dls nya terhadap bidang bahasan saudara termasuk kalau ada anomalinya menjelang terjadi gempabumi.
Khusus:
1.       Group Geolistrik
a.       Uraikan polarisasi listrik saaat diinjeksikan dipole electrode beraliran listrik ke dalam bumi;
b.      Turunkan secara umum bagaimana sampai mendapatkan perhitungan rsistivirynya Wenner, Schlumberger, dan Dipole-dipole
c.       Menerjemahkannya memakai mesin banyak terjemahan yang tak sesuai
d.      Bab II kok Isi?
e.      Agar disusun lebih padat lagi yang terkait dengan metode geolistrik
f.        Medan -à Aliran listrik è respons batuan è hasil pengukuran R, I, V è konfgurasi, 𝞺
g.       Bahas apparent resistivity, dst
2.       Group Geomagnetik
a.       Agar pembahasan dibatasi pada Fisikabatuan saja;
b.      Medan Magner Bumi . Pengaruh harian. Pengaruh lingkungan dll yang mengganggu hasil pengukuran
c.       Kegiatan fisis matahari terkait dengan medan magnet bumi
d.      Suseptibilitas batuan, variasi suseptibilitas
e.      Apa yang berpengaruh thd suseptibilitas
f.        Sampai yang dipetakannya itu apa untuk diinterprtasi
3.       Georadioaktivitas
a.       Bahas Unsur Radiaktif, sinar radioaktif, deret radioaktif, waktu paruh, sampai penentuan umur sebuah radioaktif
b.      Bahan radioaktif didalam bumi, di dalam air laut, rasio è hasil grafik atau table empris yang digunakan untuk memetakan hasil pengukuran
c.       Teknik-teknik georadioaktif pada pertambangan atau eksplorasi
d.      Pengaruh stress, strain menjelang gempa pada natuan dan radiasi radioaktivitas
4.       Group Deformasi:
a.       Uraikan Gaya gaya yang menyebabkan deformasi
b.      Sifat homogenitas. Isotropic, dan relaisasinya dalam kulit bumi
c.       Jenis deformasi, elastis, plastis, patah, dsb
d.      Siklus penumpukan – pelepasan energy (hesterisis energy), amplop moore, perkembangan krak pada batuan yang terdefoemasi è perulangan gempabumi
e.      Hubungan antara stress dengan frekuensi shock dalam batuan homogeny, heterogen, sangat heterogin è dengan ti[e gempanumi
f.         
5.       Group Gravity
a.       Bahas posisi bumi dalam tata surya minimal hubungan bumi-bulan-matahari, karena konfigurasi posisi akan sangat mempengaruhi koreksi yang akan diambil
b.      Topografi, transportasi alat, dan berbagai koreksi yang dilakukan terhadap hasil pengukuran gravitasi
c.       Hasil atau parameter apa yang dipetakan dan dianalisis dalam gravitasi.
d.      Anolami gravitasi dikaitkan dengan bentuk benda, silinder, slab, bola dll
6.       Group Gelombang elastic
a.       Bahasannya masih masih membahas seismologi, dan pejalaran gelombang.
b.      Karena yang dijelaskan merupakan bahasan yang sudah sangat banyak dibahas dalam seismologi, gelombang dan mata kuliah lainnya, tolong cari penurunan rumus yang paling sederahana dua dimensi, dari snar atau gelombang bidang.
c.       Coba bahas fisis batuan yang terkait dengan gelombang elasti tersebut
7.       Group Porositas dab batuan
a.       Agar disesuaikan susunan dan papaernya dengan arahan diatas.

Demikian untuk dapat ditindak lanjuti dan kita bahas pada pertemuan selanjutnya. Untuk Group yang belum presentasi agar menyapkan dengan baik bahan atau materi presentasinya.

Terimakasih, dan selamat tahun baru.

Catatan : Jangan lupa lihat pedoman yang saya berikan. Tks.

Selasa, 30 Desember 2014

Awan Cumulonimbus Yang ditakuti

AWAN ‘CB’ CUMULONIMBUS

I Putu Pudja

Awan Cumulonimbus ( dekenal juga dengan awan Cb, atau oleh penerbang sering disebut Charlie Bravo)  ini merupakan awan hujan, yang tumbuh secara konvektif seperti bunga kol. Dalam pertumbuhannya akan kelihatan mengerikan karena bentuknya, apalagi kalau kita perhatikan proses fisis yang terjadi didalamnya.

Awan ini terbentuk akibat laju penguapan yang sangat agresif dari permukaan daratan atau laut, yang suhunya relative hangat, sehingga pertumbuhannya semakin agresif bila terjadi di siang hari. Namun di daerah yang perairannya lebih luas seperti Indonesia, saat suhu permukaan laut relative hangat maka awan ini bisa tumbuh kapan saja. Pertumbuhan awan ini dapat mencapai lebih dari 50 ribu kaki (sekitar 15 km). Seperti yang dilaporkan oleh BMKG saat kejadian Air Asia, puncak awan Cb  dalam citra satelit hingga 13 ilometer.

Awan ini akan lebih mudah berkembangnya kalau udara lagi labil. Dengan tekanan yang masih berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Mulai terlihat banyak saat pancaroba, hingga musim hujan. Morfologi awan ini berbentuk cendawan, dengan dasar yang hamper rata, membubung tinggi seperti tiang, dan di ‘kepala’ atau puncaknya akan berbentuk bunga kol. Bentuk atau morfologi awan ini menunjukkan adanya proses konveksi dalam awan. Proses konveksi akan menyebabkan terpolarisasinya listrik statis dalam awan, sehingga ada kutub positif dan negaratif, atau perbedaan potensial antara satu pucuk dengan lainnya, atau dengan dasar awan, maupun antara awan yang satu dengan lainnya. Kondisi ini menyebabkan awan Cb kaya akan Guntur dan petir, sebagai upaya penetralisir polarisasi beda tegangan potensial yang ada.
Proses Fisis dalam awan CB

Tidak jarang antara awan dan permukaan bumi akan terjadi perbedaan potensial yang cukup tinggi, seperti sebuah kapasitor raksasa, yang juga menjadi pemicu petir antara awan dengan permukaan. Bisa daratan atau permukaan laut. Geolakan konveksi diikuti oleh pengembunan awan yang naik vertical secara spontan, sehingga tidak jarang karena perbedaan suhu yang tiba tiba karena kecepatan nainya sangat kuat, menjadikan terjadi pembekuan. Sehingga terbentuk Kristal Kristal es. Ini yang menyebabkan sering awan Cb diikuti oleh hujan atau yang dikenal dengan shower, yang disertai dengan hujan es.

Panas latent dari proses pengembunan tidak jarang menjadi energy putting beliung yang terjadi menyertaai awan Cb, semakin menambah lengkap tiang awan ini karena bagian bawah yang masih proses penguapan akan terpelimtir ikut memutar menjadi angina putting beliung. Jadi energy putting beliung didapat dari panas latent yang keluar dari proses yang terjadi dalam awan Cb tersebut.

Foto Awan CB (google.com)

Dengan demikian awan Cb tidak hanya warnanya yang hitam yang mengganggu visibitas yang membahayakan, namun proses fisi dalam awan tersebut yang dapat mengganggu penerbangan seperti arus conveksi, baik berupa up-draft atau down draft, petir, guruh, Kristal es dan angin yang berembus cenderung memilin, karena pasokan energy laten yang semakin memperkuat putarannya.  Awan cb banyak disertai putting beliung di daerah antara awan dan permukaan, sehingga sangat membahayakan sepeti yang menimpa Bandung selatan beberapa hari yang lalu.
Berikut ini salah satu foto awan Cb..



Puri Gading, 31 Desember 2014



Sabtu, 20 Desember 2014

PENYEBAB LONGSOR




“MENGENAL PENYEBAB LONGSOR”

Oleh : I Putu Pudja

Proses Evakuasi Lingsor Jemblung (google.co.id)
Tanah longsor pada hakekatnya adalam pergerakan lapisan tanah, secara spontan akibat perubahan beratnya sendiri, penueunan daya lekatnya dengan lapisan di bawahnya, atau dipicu oleh gaya lain yang menjadikannya bergerak.

Tanah longsor sangat banyak dilaporkan terjadi belakangan ini sejalan dengan semakin mendekati puncak musim hujan di Indonesia belahan selatan. Mengapa demikian? Karena belahan utara dan selayan memiliki periode musim yang berlawanan. Kita ikuti laporan longsor Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karang Kobar, Kabupaten Banjarnegara, sampai tulisan ini dibuat (20/12/2014) masih dilakukan upaya evakuasi. Evakuasi menjadi berkepanjangan karena sulitnya medan, turunnya hujan ditempat kejadian yang sangat dikawatirkan akan membahayakan tim evakuasi, dan besarnya volume tanah yang longsor, yang mencapai (200 x 150 x 60 )meter, sehingga volume material lonsgoran menjadi sangat banyak. JUmlah korban dilaporkan terus bertambah dan sangat mungkin akan menyentuh bahkan melewati angka 100 jiwa, mengingat banyaknya anggota masyarakat yang belum dijumpai sampai saat ini.

Longsor yang terjadi menimpa kawasan Bandung, juga menyebabkan korban jiwa walau jumlahnya sedikit. Namun membuat kita cukup prihatin. Bersamaan dengan itu juga dilaporkan adanya banjir melanda Medan dan sekitarnya, sehingga semakin bertambah daerah bencana di tanah air.
Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab longsor itu adalah :

1.       Massa air. Umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dimusim hujan ini. Kalau kondisi lahan tepatnya lapisan permukaan normal tidak mengalami penurunan kualitas seharusnya longsor tidak akan terjadi. Akan tetapi bila massa air hujan dengan liar masuk kelapisan akan menambah massa lapisan, sehingga beban berat akan bertambah. Beban akan semakin efektif bila kemiriangan semakin besar, karena komponen geser berat akan lebih berperan dalam proses picuan longsor.

2.       Penurunan Gaya friksi dan sementasi. Peningkatan massa air masuk ke pori-pori lapisan akan mempermudah meledaknya butiran tanah. Bila ada rekahan pada lapisan teratas akan mempermudah massa air liar mengalir sampai menggerus bidang antar lapis. Ini tentu akan menurunkan gaya friksi, karena kooefisen friksinya menurun. Massa air akan terakumulasi disamping menambah beban berat juga menurunkan kualitas pertahanan antar lapisan maupun antar molekul karena menurunkan kohesivitas.

3.       Gaya endogen. Dapat berasal dari gaya tektonik yang bekerja pada lempeng tektonik yang menjadi landas dari semua lapisan permukaan tanah, teruama di Indonesia yang aktip tektonik. Gaya akan menjadikan deformasi yang umumnya tidak kasat mata pada lapisan tanah. Demikian juga dengan gaya volkanik, karena sangat banyaknya gunung api aktif di Jawa terutama di jawa Tengah yang beberapa waktu belakangan ini juga meningkat aktivitasnya. Gaya dorong pada permukaan dalam akan sangat mempengaruhi kekuatan batuan dibagian luar sehingga juga mengalami deformasi.

4.       Gaya luar. Bisa terjadi karena getaran transportasi yang ramai deisekitar daerah yang potensial longsor. Baik diatas mauun dibawah daerah yang berpotensi longsor tersebut. Demikian juga gaya gleger petir yang banyak terjadi saat musim hujan ini. Pada saat gaya yang telah mencapai titik labilnya getaran petirpun akan mampu memicu terjadinya longsor. Sedangkanm getaran transportasi lebih banyak menurunkan kekuatan antar lapisan di daerah kemiringan.

5.       Lahan. Lahan yang potensial itu sendiri juga sangat menentukan mudah tidaknya lonsgor sebuah blok. Semakin mirin lahan maka dapat diduga pelapisan di daerah itu juga miring, sehingga secara teori semakin besar sudut kemiringan akan semakin mudah longsor. Seperti dikatakan diatas factor gaya berat geser yang akan sangat efektif memicu longsor. Ketebalan lahan akan mempengaruhi massa lapisan atas, massa air yang diserapnya. Seperti yang terjadi di Jemblung dikatakan ada ketebalan sampai 60 meter.

6.       Kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan akan banyak berpengaruh terhadap kerusakan lahan dan menambah liarnya massa air dan tidak efektif terserap secara merata. Da;am ini banyak dikaitkan dengan pengalihan fungsi lahan, penggundulan hutan dan lain sebagainya. Namun dalam kasus Jemblung point ini kecil perannya.

Dari uraian tersebut dapat penulis ringkaskan sebagai penyebab terjadinya longsor hanya disimpelkan menjadi : (1) Kondisi dan posisi lahan, kemiringan, ketebalan, lokasi dikaitkan dengan jalan raya; (2) Massa air hujan. Dikaitkan dengan curah hujan, daya serap air, dan efektifitas daya serap lingkungan setempat, dan (3) Gaya. Gaya disini dapat merusak kualitas lahan umumnya datang dari dalam bumi itu sendiri yang susah dikendalikan, seperti gaya tektonik dan gaya volkanik yang semuanya merupakan gaya endogen. Bila gaya ini muncul saat labilitas kekuatan lahan terjadi maka dia akan menjadi pemicu longsor. Gaya ini bisa terjadi karena getaran petir maupun ledakan lainnya.

Diproyeksikan pada masalah Jemblung maka ketiga factor ini telah terjadi, sehingga membangun menurunkan daya tahan daerah jemblung menurun, serta memicunya menjadi lonsgor sat hujan turun menimpa daerah tersebut.

Mengingat sangat banyaknya daerah yang mempunyai kondisi sama dengan Jemblung, baik di Jawa Tengah maupun di daerah lain, maka untuk daerah yang serupa memasuki puncak musim hujan ini ada baiknya kewasapaan perlu dilakukan.
Puri Gading, 20-12-2014.

Kamis, 18 Desember 2014

Tentang kemarau



“KEMARAU KALI INI MASIH PANJANG ?”

Add caption
Masyarakat di Pulau Jawa-Bali-Nusa Tenggara cukup dipusingkan oleh musm kemarau kali ini. Selain panas menyengat yang membuat berkeringat sepanjang hari karena rendahnya kelembaban udara sampai mencapai hanya 36 persen, dan suhu udara siang hari mencapai kisaran 34 – 38 derajat Celsius. Menjadikan kita :
1.       Terasa terpanggang kepanasan, dengan keringat terkadang bercucuran;
2.       Kesulitan air bersih untuk kebutuhan seharilhari;
3.       Kesuliran air untuk kebutuhan pakan ternak dan pertanian;
4.       Meningkatnya frekuensi kebakaran lahan dan pemukiman.








Secara normal pada bulan-bulan Oktober – Maret kita mengalami musim hujan, akan tetapi kali ini hujan kelihatannya enggan turun ke bumi Indonesia terutama belahan selatan khatulistiwa. Di belahan utara kelihatannya terjadi hal sebaliknya, yaitu hujan lebat bahkan berakibat banjir dan longsor seperti yang terjadi di Aceh, juga Manado.

Kejadian itu sebenarnya dapat menjawab apa yang terjadi? Kok bisa sih.
Hujan lebat di atas wilayah Acerh ataupun Sulawesi Utara merupakan pertanda disana sedang berlangsung system tekanan rendah, sehingga udara akan secara konvergen mengalir ke daerah tersebut dengan segala uap air yang ada di dalamnya dan menuurunkan hujan disana. Daerah lain sekitarnya akan merupakan daerah divergen, dimana udaranya akan di tarik keluar ke daerah sistemm tekanan rendah.

Proses ini akan diperparah bila daerah divergen memiliki gradient tekanan yang tinggi dengan daerah konvergennya. Data menunjukkan bahwa di daerah belahan utara Australia, terjadi daewrah tekanan tinggi, yang berarti siap untuk bergerak ke daerah tekanan rendah. Ini rupanya yang memacu arus angun lebih deras menuju perairan Aceh, Dengan membawa habis uap air yang ada di dalamnya.

Kondisi laut atau perairan belahan selatan khatulistiwa Indonesia, belakangan ini suhunya relative dingin, sehingga sulit terbentuk rezim awan Cb sipembawa hujan, sehingga memperparah kekeringan udara di daerah ini yang sudah ditarik deras oleh tekanan rendah di utara khatulistiwa.

Suhu udara yang tinggi menyebabkan semakin cepat nya air tanah, baik air untuk beutuhan pertanian, pakan ternak yang umumnya ada dipermukaan, serta air tanah yang masih merupakan sumber air utama air bersih masyarakat kita, semakin menguras habis air tanah menyebabkan kesulitan semakin meluas, pada : kebutuhan pertanian, pakan ternak, dan kebutuhan masyarakay untuk minum dan MCK.

Ketiga kondisi (1) tekanan rendah dibelahan utara khatulistiwa, (2) rendahnya suhu permukaan laut, dan (3) tingginya tekanan udara di belahan utara Australia, telah mengganggu kondisi normal angin baratan yang biasa bertiup terjadi musim hujan dan merpakan udara yang kaya uap air di atas wilayah Indonesia.
Seterusnya kondisi ini yang dipantau sudah sekitar dua bulanan terjadi memperparah kemarau di Indonesia, dan ingat sekali lagi bukan karena El Nino. Untuk mengetahui kapan musim hujan akan terjadi kata Dr Paulus Agus Winarso, saat berbincang dengan penulis, kita perlu mengintip perkembangan kea rah normal ketiga kondisi ini.

I Putu Pudja.
Puri Gading, 10 Nopember 2014.