Sawah di sekitar Larantuka

Salah satu sudut jalan transflores yang menghubungkan antara Maumere dan Larantuka

Pantai Larantuka

Salah satu pesisir pantai di kota Larantuka

Danau Tiga Warna Kelimutu

Danau tiga warna terdapat di kabupaten Ende, Flores.

Labuan Bajo

Salah satu spot menarik di Labuan Bajo, Manggarai, FLores.

Tari Hegong

Tarian Tradisional dari Maumere, Flores, untuk penyambutan tamu.

Senin, 11 Juni 2018

Renungan Bulan Puasa menjelang Lebaran


“INGAT PERKONGSIAN MENJELANG LEBARAN”

Kenangan ini kuawali dengan kenangan menjelang lebaran di kala aku mulai merantau dan belajar bekerja di ibukota. Kala itu aku punya teman tepatmya tetangga menjelang lebaran, bulan puasa mengajakku berkongsi, memodali tepatnya menambah modalnya untuk berjualan celana blue jean menjelang lebaran. Cepat cerita kutak tahu bagaimana hasilnya. Aku berlebaran ke rumahnya, tahu apa yang terjadi. Eh eh eh aku diusir istrinya, dengan ucapan. Sudah tahu orang tak punya duit malah datang katanya. Aku nggak enak hati lalu pamitan. Eh setelah kutahu itu ada kaitan dengan kongsi dagang. Bukan main, persahabatan kandas gara gara uang.
Menjelang lebaran sekitaran 8 tahun yang lalu, tepatnya masih bulan puasa aku naik pesawat dari Ngurah Rai – ke Cengkareng. Aku naik duduk langsung tidur, aku tak hiraukan ada profesional muda duduk di bangku dekat jendela, aku biasa milih bangu dekat gang biar sayup sayup kuhirup wanginya pramugari lewat. Aku duduk terus tidur saja. Setelah sekitar sejam terbang aku bangun langsung ke kamar mandi, cuci muka. Kusapa tetangga dudukku.Eh obrolan nyambung, dari masalah pertemanan dan sampai masalah hukum. Rupanya dia pengacara muda yang akan mendampingi kliennya sidang hukum niaga di Jakarta Kota/ Hehehe dia bilang coba kita ngobrol sejak baru naik pak, sangat nyambung obrolan kita katanya. Akh bisa saja adik ini kataku. Padahal emang aku saving tenaga sengaja tidur tidak mau ngobrol dan tidur dulu.   Kataku basa basi senang juga mgobrol sama adik, selamat berjuang ta kataku…… aku berpisah di termibal kedatangan, karena driverku sudah menjemputku.
Lebaran dua tahun lalu, aku chatting dengan kongsi baruku, kebetulan dia pulang kampong jauh di pedalaman Sumatera sana. Salah satu obrolan liarku dengan bahasa inggris lagi. Ku Tanya sampai kapan kita berkongsi kalau begini. Dia menjawabnya sampai aku menikah pak. Ah berat lho berjanji, karena janji itu utang kataku. Insya alalah katanya. Waktupun berjalan pelan, kongsi tetap berjalan dengan baik. Namun menjelang puasa 2018, semua komunikasi terputus. Aku tak tahu ada apa rupanya. Eh ternyata tak ku duga, kucoba hubungu dia mengingkari janjinya.
Dia bilang hari gene masih ingat janji, hari gene masih nuntut janji, Memang lidah tak bertulang kataku dalam hati sambil berdoa semoga Tuhan Memaafkan pendapatnya. Dan banyak lagi aku diceramahin olehnya, hanya saja itu ku tahu hanya pelarian dari kesulitannya. Semoga dia cepat tersadarkan dan kembali kejalan yang benar.
Hidup memang bermacam macam. Perkongsian memang perlu dalam kehidopan akan tetapi perkongsian yang hendaknya menyenangkan semua pihak, tidak merugikan sepihak menguntungkan pihak lain. Memang perkongsian apalagi perkoncoan memang tidak ada tertulis hitam diatas putih akan sangat mudah terjadi pengingkaran, memang perkongsian berdasarkan kepercayaan, kejujuran.
Obrolan bisa mempererat perkongsoan, namun perkongsian dapat menghasilkan keuntungan materi maupun spiritual. Perkongsian juga berpotensi menyakiti satu sama lain, apalagi bila terjadi salah persepsi dan didasari kepentingan lain. Adakah perkongsian yang murni, Jawabku ada Buktinya aku punya kongsi sejak baru menginjak ibukota sampai saat ini masih solid, semoga. Semoga renungan ini menjadi pengobat dan pengetuk hati para kongsiwan untuk tetap ingat akan janji. Salam

Puri Gading, Medio Juni 2018.