Sabtu, 20 Desember 2014

PENYEBAB LONGSOR




“MENGENAL PENYEBAB LONGSOR”

Oleh : I Putu Pudja

Proses Evakuasi Lingsor Jemblung (google.co.id)
Tanah longsor pada hakekatnya adalam pergerakan lapisan tanah, secara spontan akibat perubahan beratnya sendiri, penueunan daya lekatnya dengan lapisan di bawahnya, atau dipicu oleh gaya lain yang menjadikannya bergerak.

Tanah longsor sangat banyak dilaporkan terjadi belakangan ini sejalan dengan semakin mendekati puncak musim hujan di Indonesia belahan selatan. Mengapa demikian? Karena belahan utara dan selayan memiliki periode musim yang berlawanan. Kita ikuti laporan longsor Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karang Kobar, Kabupaten Banjarnegara, sampai tulisan ini dibuat (20/12/2014) masih dilakukan upaya evakuasi. Evakuasi menjadi berkepanjangan karena sulitnya medan, turunnya hujan ditempat kejadian yang sangat dikawatirkan akan membahayakan tim evakuasi, dan besarnya volume tanah yang longsor, yang mencapai (200 x 150 x 60 )meter, sehingga volume material lonsgoran menjadi sangat banyak. JUmlah korban dilaporkan terus bertambah dan sangat mungkin akan menyentuh bahkan melewati angka 100 jiwa, mengingat banyaknya anggota masyarakat yang belum dijumpai sampai saat ini.

Longsor yang terjadi menimpa kawasan Bandung, juga menyebabkan korban jiwa walau jumlahnya sedikit. Namun membuat kita cukup prihatin. Bersamaan dengan itu juga dilaporkan adanya banjir melanda Medan dan sekitarnya, sehingga semakin bertambah daerah bencana di tanah air.
Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab longsor itu adalah :

1.       Massa air. Umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dimusim hujan ini. Kalau kondisi lahan tepatnya lapisan permukaan normal tidak mengalami penurunan kualitas seharusnya longsor tidak akan terjadi. Akan tetapi bila massa air hujan dengan liar masuk kelapisan akan menambah massa lapisan, sehingga beban berat akan bertambah. Beban akan semakin efektif bila kemiriangan semakin besar, karena komponen geser berat akan lebih berperan dalam proses picuan longsor.

2.       Penurunan Gaya friksi dan sementasi. Peningkatan massa air masuk ke pori-pori lapisan akan mempermudah meledaknya butiran tanah. Bila ada rekahan pada lapisan teratas akan mempermudah massa air liar mengalir sampai menggerus bidang antar lapis. Ini tentu akan menurunkan gaya friksi, karena kooefisen friksinya menurun. Massa air akan terakumulasi disamping menambah beban berat juga menurunkan kualitas pertahanan antar lapisan maupun antar molekul karena menurunkan kohesivitas.

3.       Gaya endogen. Dapat berasal dari gaya tektonik yang bekerja pada lempeng tektonik yang menjadi landas dari semua lapisan permukaan tanah, teruama di Indonesia yang aktip tektonik. Gaya akan menjadikan deformasi yang umumnya tidak kasat mata pada lapisan tanah. Demikian juga dengan gaya volkanik, karena sangat banyaknya gunung api aktif di Jawa terutama di jawa Tengah yang beberapa waktu belakangan ini juga meningkat aktivitasnya. Gaya dorong pada permukaan dalam akan sangat mempengaruhi kekuatan batuan dibagian luar sehingga juga mengalami deformasi.

4.       Gaya luar. Bisa terjadi karena getaran transportasi yang ramai deisekitar daerah yang potensial longsor. Baik diatas mauun dibawah daerah yang berpotensi longsor tersebut. Demikian juga gaya gleger petir yang banyak terjadi saat musim hujan ini. Pada saat gaya yang telah mencapai titik labilnya getaran petirpun akan mampu memicu terjadinya longsor. Sedangkanm getaran transportasi lebih banyak menurunkan kekuatan antar lapisan di daerah kemiringan.

5.       Lahan. Lahan yang potensial itu sendiri juga sangat menentukan mudah tidaknya lonsgor sebuah blok. Semakin mirin lahan maka dapat diduga pelapisan di daerah itu juga miring, sehingga secara teori semakin besar sudut kemiringan akan semakin mudah longsor. Seperti dikatakan diatas factor gaya berat geser yang akan sangat efektif memicu longsor. Ketebalan lahan akan mempengaruhi massa lapisan atas, massa air yang diserapnya. Seperti yang terjadi di Jemblung dikatakan ada ketebalan sampai 60 meter.

6.       Kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan akan banyak berpengaruh terhadap kerusakan lahan dan menambah liarnya massa air dan tidak efektif terserap secara merata. Da;am ini banyak dikaitkan dengan pengalihan fungsi lahan, penggundulan hutan dan lain sebagainya. Namun dalam kasus Jemblung point ini kecil perannya.

Dari uraian tersebut dapat penulis ringkaskan sebagai penyebab terjadinya longsor hanya disimpelkan menjadi : (1) Kondisi dan posisi lahan, kemiringan, ketebalan, lokasi dikaitkan dengan jalan raya; (2) Massa air hujan. Dikaitkan dengan curah hujan, daya serap air, dan efektifitas daya serap lingkungan setempat, dan (3) Gaya. Gaya disini dapat merusak kualitas lahan umumnya datang dari dalam bumi itu sendiri yang susah dikendalikan, seperti gaya tektonik dan gaya volkanik yang semuanya merupakan gaya endogen. Bila gaya ini muncul saat labilitas kekuatan lahan terjadi maka dia akan menjadi pemicu longsor. Gaya ini bisa terjadi karena getaran petir maupun ledakan lainnya.

Diproyeksikan pada masalah Jemblung maka ketiga factor ini telah terjadi, sehingga membangun menurunkan daya tahan daerah jemblung menurun, serta memicunya menjadi lonsgor sat hujan turun menimpa daerah tersebut.

Mengingat sangat banyaknya daerah yang mempunyai kondisi sama dengan Jemblung, baik di Jawa Tengah maupun di daerah lain, maka untuk daerah yang serupa memasuki puncak musim hujan ini ada baiknya kewasapaan perlu dilakukan.
Puri Gading, 20-12-2014.

0 comments:

Posting Komentar