“MENGENAL PENYEBAB LONGSOR”
Oleh : I Putu Pudja
![]() |
Proses Evakuasi Lingsor Jemblung (google.co.id) |
Tanah longsor pada hakekatnya
adalam pergerakan lapisan tanah, secara spontan akibat perubahan beratnya
sendiri, penueunan daya lekatnya dengan lapisan di bawahnya, atau dipicu oleh
gaya lain yang menjadikannya bergerak.
Tanah longsor sangat banyak
dilaporkan terjadi belakangan ini sejalan dengan semakin mendekati puncak musim
hujan di Indonesia belahan selatan. Mengapa demikian? Karena belahan utara dan
selayan memiliki periode musim yang berlawanan. Kita ikuti laporan longsor Jemblung,
Desa Sampang, Kecamatan Karang Kobar, Kabupaten Banjarnegara, sampai tulisan
ini dibuat (20/12/2014) masih dilakukan upaya evakuasi. Evakuasi menjadi
berkepanjangan karena sulitnya medan, turunnya hujan ditempat kejadian yang
sangat dikawatirkan akan membahayakan tim evakuasi, dan besarnya volume tanah
yang longsor, yang mencapai (200 x 150 x 60 )meter, sehingga volume material
lonsgoran menjadi sangat banyak. JUmlah korban dilaporkan terus bertambah dan
sangat mungkin akan menyentuh bahkan melewati angka 100 jiwa, mengingat
banyaknya anggota masyarakat yang belum dijumpai sampai saat ini.
Longsor yang terjadi menimpa
kawasan Bandung, juga menyebabkan korban jiwa walau jumlahnya sedikit. Namun membuat
kita cukup prihatin. Bersamaan dengan itu juga dilaporkan adanya banjir melanda
Medan dan sekitarnya, sehingga semakin bertambah daerah bencana di tanah air.
Beberapa hal yang diduga menjadi
penyebab longsor itu adalah :
1. Massa
air. Umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dimusim hujan ini. Kalau
kondisi lahan tepatnya lapisan permukaan normal tidak mengalami penurunan
kualitas seharusnya longsor tidak akan terjadi. Akan tetapi bila massa air
hujan dengan liar masuk kelapisan akan menambah massa lapisan, sehingga beban
berat akan bertambah. Beban akan semakin efektif bila kemiriangan semakin
besar, karena komponen geser berat akan lebih berperan dalam proses picuan
longsor.
2. Penurunan
Gaya friksi dan sementasi. Peningkatan massa air masuk ke pori-pori lapisan
akan mempermudah meledaknya butiran tanah. Bila ada rekahan pada lapisan
teratas akan mempermudah massa air liar mengalir sampai menggerus bidang antar
lapis. Ini tentu akan menurunkan gaya friksi, karena kooefisen friksinya
menurun. Massa air akan terakumulasi disamping menambah beban berat juga
menurunkan kualitas pertahanan antar lapisan maupun antar molekul karena
menurunkan kohesivitas.
3. Gaya
endogen. Dapat berasal dari gaya tektonik yang bekerja pada lempeng tektonik
yang menjadi landas dari semua lapisan permukaan tanah, teruama di Indonesia
yang aktip tektonik. Gaya akan menjadikan deformasi yang umumnya tidak kasat
mata pada lapisan tanah. Demikian juga dengan gaya volkanik, karena sangat
banyaknya gunung api aktif di Jawa terutama di jawa Tengah yang beberapa waktu
belakangan ini juga meningkat aktivitasnya. Gaya dorong pada permukaan dalam
akan sangat mempengaruhi kekuatan batuan dibagian luar sehingga juga mengalami
deformasi.
4. Gaya
luar. Bisa terjadi karena getaran transportasi yang ramai deisekitar daerah
yang potensial longsor. Baik diatas mauun dibawah daerah yang berpotensi
longsor tersebut. Demikian juga gaya gleger petir yang banyak terjadi saat
musim hujan ini. Pada saat gaya yang telah mencapai titik labilnya getaran
petirpun akan mampu memicu terjadinya longsor. Sedangkanm getaran transportasi
lebih banyak menurunkan kekuatan antar lapisan di daerah kemiringan.
5. Lahan.
Lahan yang potensial itu sendiri juga sangat menentukan mudah tidaknya lonsgor
sebuah blok. Semakin mirin lahan maka dapat diduga pelapisan di daerah itu juga
miring, sehingga secara teori semakin besar sudut kemiringan akan semakin mudah
longsor. Seperti dikatakan diatas factor gaya berat geser yang akan sangat
efektif memicu longsor. Ketebalan lahan akan mempengaruhi massa lapisan atas,
massa air yang diserapnya. Seperti yang terjadi di Jemblung dikatakan ada
ketebalan sampai 60 meter.
6. Kondisi
lingkungan. Kondisi lingkungan akan banyak berpengaruh terhadap kerusakan lahan
dan menambah liarnya massa air dan tidak efektif terserap secara merata. Da;am
ini banyak dikaitkan dengan pengalihan fungsi lahan, penggundulan hutan dan
lain sebagainya. Namun dalam kasus Jemblung point ini kecil perannya.
Dari uraian
tersebut dapat penulis ringkaskan sebagai penyebab terjadinya longsor hanya
disimpelkan menjadi : (1) Kondisi dan posisi lahan, kemiringan, ketebalan,
lokasi dikaitkan dengan jalan raya; (2) Massa air hujan. Dikaitkan dengan curah
hujan, daya serap air, dan efektifitas daya serap lingkungan setempat, dan (3)
Gaya. Gaya disini dapat merusak kualitas lahan umumnya datang dari dalam bumi
itu sendiri yang susah dikendalikan, seperti gaya tektonik dan gaya volkanik yang
semuanya merupakan gaya endogen. Bila gaya ini muncul saat labilitas kekuatan
lahan terjadi maka dia akan menjadi pemicu longsor. Gaya ini bisa terjadi
karena getaran petir maupun ledakan lainnya.
Diproyeksikan
pada masalah Jemblung maka ketiga factor ini telah terjadi, sehingga membangun
menurunkan daya tahan daerah jemblung menurun, serta memicunya menjadi lonsgor
sat hujan turun menimpa daerah tersebut.
Mengingat
sangat banyaknya daerah yang mempunyai kondisi sama dengan Jemblung, baik di
Jawa Tengah maupun di daerah lain, maka untuk daerah yang serupa memasuki
puncak musim hujan ini ada baiknya kewasapaan perlu dilakukan.
Puri Gading,
20-12-2014.
0 comments:
Posting Komentar