Jumat, 13 Desember 2013

Waspada Hujan Intensitas Tinggi



“HUJAN SALJU DI CHINA, SINYAL BURUK MUSIM HUJAN DI INDONESIA”

Oleh : I Putu Pudja

Kabar kurang baik bagi musim hujan di Indonesia, datang dari daratan China, yaitu berupa turunnya hujan salju di beberapa daerah disana belakangan ini. Ini dapat memperpanjang petaka hydrometeorology di Asia, setalah Topan Haiyan menimpa Filipina bulan lalu dengan korban sampai 6000  orang. Tanda-tanda itu memberikan sinyal terhadap curah hujan tinggi akan berpotensi, mengguyur sebagian Pulau Sumatera, Kalimantan dan Pulau Jawa.
Itu antara lain diskusi kami dengan DR Pauluas A. Winarno ,pakar Meteorologi Tropis, yang saat ini mejabat Lektor Kepala, di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), Jumat pagi, di Kampus STMKG di Kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.
Pada kenyataannya beberapa hari belakangan ini, beberapa daerah di Jawa mengalami dengan intensitas curah hujan yang sangat tinggi, dari Surabaya dilaporkan Kamis, 12 Desember 2013 curah hujan mencapai 120 mm. Do Jakarta hujan sangat rajin datang belakangan ini, di Denpasar Bali, Rabu, 11 Desember 2013, hujan bahkan didertai dengan putting Beliung, yang melibas dua banjar (dusun) di daewrah Pemogan dan Sesetan Denpasar Selatan, yang menghancurkan 88 atap rumah penduduk.
Terkait dengan itu semua tentu penulis bertanya-tanya, kenapa salju turun di daratan China dapat membawa kabar, atau memberikan sinyak akan terjadi hujan dengan intensitas tinggi di sepanjang daratan yang bersisian dengan Laut China Selatan. Untuk kita mencoba melihat proses phisis yang terjadi terkait dengan kondisi tersebut.
SERUAKAN DINGIN
Musim hujan di wilayah Indonesia, akan selalu ditandai dengan berembusnya angin baratan, yang berhembus dari daratan Asia, menuju daratan Australia,  melintas khatulistiwa terus berbelok ke timur, sehingga arahnya akan menjadi dominan dari barat, sehingga disebut dengan monsun baratan. Demikian pula sebaliknya akan terjadi di saat musim kemarau, terjadi monsoon timuran melintas Indonesia, dengan cirri angin kering dingin.
Monsun baratan ini kaya akan uap air, sehingga di Indonesia akan sangat banyak terjai awan konvettif, awan hujan musim hujan. Sehingga tidaklah berlebihan bila kita bepergian selama musim ini akan sering mengalami guncangan akibat kondisi atmosfer, dan gerakan konvektif awan-awan tersebut.
Adanya hujan salju di daratan Asia, seperti yang terjadi di China, menyebabkan tekanan di daratn China Asia Timur menjadi sangat tinggi, akan menekan kuat udara ke arah selatan, akibat gradient tekanan musim hujan ini. Gerakan tekanan massa udara dingin ini dikenal dengan  seruakan dingin (cool surge). Gerakan seruakan dingin dari utara ini akan berakibat : (1) angin baratan akan semakin kuat, karena didorong dari utara melalui Laut China Selatan, terus membelok ke timur setelah melintasi khatulistiwa, (2) mensaturasi awan konvektif di atas wilayah Laut China Selatan sampai sekitar Jawa dan sekitarnya.
Proses saturasi awan hujan dengan udara angin dingin akan memicu lebih cepat dan lebih intensif pengembunan di daerah ini, dari awan menjadi hujan. Hujan yang terjadi akan merupakan hujan lebat seperti yang jatuh di Jakarta, ataupun di Surabaya, belakangan ini.
Kondisi ini, bila datang berkepanjangan sampai bertemu purnama, sudah dapat diduga akan dapat memicu banjir, di sepanjang tepian barat dan selatan Kalimantan; Tepian timur Pulau Sumatera dan pantai utara( Pantura) Jawa.
PUTING BELIUNG
Kondisi angin monsun baratan yang diperkuat dorongan seruakan dingin di atas Laut China Selatan, yang melintas di atas daratan yang belum merata tekanan, atau temperature udaranya, dia akan dapat memicu putting beliung di daerah tekanan rendah lokal, seperti yang menerjang Denpasar Rabu, 11 Desember 2013.
Proses puting beliung, terjadi akibat mengalirnya angin ke daerah tekanan renda dari segala arah, dengan dominasi arah kuat dari barat, menyebabkannya bergerak memilin. Pilinan di katulistiwa memang dikenal tidak kuat akibat kecilnya gaya coriolis di lintang rendah. Akan tetapi adanya angin baratan yang kuat, dan tarikan oleh eregi panas latent saat pengembunan terjadi di awan Cb, menyebabkan putarannya bertambah kuat.
Kedua peristiwa ini, pilinan angin, dan tarikan awan Cb yang berkondensasi di atasnya menyebabkan, hujan lebat menyertai putting beliung. Jadi ada rentetan peristiwa disini, angin baratan yang diperkuat seruakan dingin, membuat awan cb yang merupakan awan konvektif segera menjadi padat berkondensai, sedangkan kecepatan angin dari arag barat, memicu pilinan angin ke tekanan rendah yang terjadi di beberapa daerah yang masih panca roba saat ini. Ingat banyak daerah mengalami musim hujan yang terlambat di Jawa, Bali sampai Nusa Tenggara, dimana perlintasan kuatnya angin barat terjadi.
Disamping peristiwa seperti tiu yang diakibatkan oleh seruakan dingin, angin monsoon baratan dan tekanan rendah pemicu putting beliung, perlu juga diwaspadai adanya petir yang sangat tinggi frekuensinya selama pancaroba ini. Agar tidak terjadi korban yang tidak diharapkan maupun kerugian yang lebih besar ada baiknya bila di awal musim hujan ini telah terbentuk awan Cb, awan bergumpak menjulang tinggi seperti bunga kol berwarna gelap, maka daerah sekitarnya perlu mewaspadati bendana putting beliung dan petir saaat awan Cb itu aktif .
Mengingat daerah-daerah yang berpotensi dengan curah hujan tinggi sebagai dampak peristiwa yang dibahas sebelumnya, berada di atas daerah-daerah berpotensi banjir, maka disamping curah hujan tingg, banjir rupanya dapat mengancam wilayah – wilayah langgsnan banjir tahunan di pesisir timur Sumatera, pesisir barat dan selatan Kalimantan, dan pantura Jawa.
Dengan demikian perlu kita waspadai akibat proses ekstrim monsoon baratan yang diperkuat seruakan dingin utara, selama awal musim hujan ini setelah berkembangnya tekanan tinggi di atas daratan China, yang ditandai oleh hujan salju. HUjan salju seakan memberikan sinyal akan hadirnya kemungkinan hujan lebat dan banjir di wilayah-wilayah pantai yang bersentuhan dengan Laut China Selatan dan laut Jawa.
Penulis : Dr I Putu Pudja, Lektor Kepala di STMKG, Jakarta.

1 comments:

Bagi DKI Jakarta, curah hujan tinggi dampaknya tdk terlalu besar dibanding jika tingkat kederasannya tinggi.

Posting Komentar