Senin, 09 Desember 2013

TRAGEDI BINTARO

TRAGEDI BINTARO
Tragedi Bintaro 1987
Tragedi Bintaro 2013

Tragedi Bintaro terulang kembali, setelah dua kereta bertabrakan pada tahun 1987, menyebabkan banyak korban jiwa melayang, dan luka. Kali ini kejadia itu berulang tempat kejadian perkara -tkp- tidak jauh dari kejadian sebelumnya, hanya saja yang terjadi adalah tabrakan antara kereta api dengan truk tangki Pertamina, senen 9 Desember 2013.

Kalau kita runtut keduanya, seakan mempunyai periode ulang 26 tahun, kaya gempa bumi ya. Masalah nya bukan terletak pada periode ulang seperti masalah yang dihadapi para seismolog untuk gempabumi. Atau para forecaster yang masih bangung kok siklon tropis bisa terjadi di daerah equator?. Tapi masalahnya masih terjadi pada masih 'kurang bagus' nya infrastruktur lalulintas kita, tidak di darat, kendaraan bermotor, kereta api, sepeda motor; di laut dengan pelabuhan, sarana angkutan; di udara yang paling dicemaskan adalah dampak dari sangat bombastsnya peningkatan penumpang moda angkutan udara, sehingga lalu lintasnyapun memperihatinkan para pemerhati lalulintas udara.


Infrastruktur perkereta apian, sudah pada kita maklumi. Selama ini penumpang diperlakuka tidak manusiawi, walau belakangan sudah sangat ada perbaikan walau belum menyenangkan semua pemakai modea ini, penumpang berdesakan, campur baur dengan maaf bau keringat para penumpang, menjadikan aroma sehari hari yang dinikmati pengkereta api ini. Karena masih terbatasnya jumlah gerbong atau rangkaian gerbong kereta api, demikian juga sangat minimnya lokomotif, ditambah dengan banyak dengan yang usianya uzur, sehingga keterlambatan perjalanan, mogoknya sebuah rangkaian, gangguan pada perjalanan akibat kurang sehatnya loko dan sistem kelistrikan untuk KRL, menjadi alasan yang sangat kita dengar sehari hari sebagai pelanggan kereta api, semikian pula melalui media massa maupun kicauan teman-teman melalui media sosial.

Rupanya kesalahan tidak oleh hanya kita tumpahkan ke penyelenggara perkereta apian itu, itu tentu tidak adail. Perilaku para pengguna moda transportasi darat juga masih kurang baik bila tidak boleh kita bilang jelek-, mereka sudah tahu bagaimana bahayanya kalau melintas perlintasan kereta api, mengingat masih banyaknya perlintasan yang tidak ada penjaganya. Apalagi yang tak berpenjaga, yang sudah berpenjaga dengan portal elektronikpun mereka trabas, walau portal sudah tertutup dan sirine sudah lama berbunyi.

Semua ingin cepat, semua ingin duluan, semua ingin kelihatan hebat, berani menerabas lintasan kereta api yang telah ditutup. Kelakuan pengendara motor, pejalan kakai, maupun pengendara mobil tak kalah beraninya dalam hal ini. Tidak hanya pada penerobosan jalan kereta api saja, pengendara darat kita juga kelihatannya susah diatur. perhatikan saban hari pagi dan sore saat berangkat dan pulang kerja, sangat banyak pemotor yang melawan arus, melanggar lampu merah, seakan semua kecelakaan yang sudah sama sama mereka ketahui hanya merupakan urusan nasib dan takdir.

Siapa yang harus kita salahkan, seharusnya semua dari kita memulai tertib itu dari diri sendiri, Dari pejalan kaki, pemotor, pengemudi mobil, penutup perlintasan kereta, petugas yang melaksanakan law imforcementm dan semuanya hendaknya memulai berdisiplin diri, sambil tentunya penyelenggara transportasi ini terus berupaya meningkatkan pelayanannya kemada masyarakat, sehingga moda transportasi umum di darat, akan menjadi pilihan kita bersama, seperti kalau kita pergi ke Jepang dengan perjalanan keretanya yang sangat disiplin, atau naik Metro di perkotaan Paris yang sangat mudah dijangkau dan diikuti, atau seperti kalau kita berwisata darat di Eropa walau banyak negara tapi perkeretaapiannya sangat berintegrasi, dan sangat rendah tingkat kecelakaannya.

Walau kecil mulailah berubah.......bukankah sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.....
Turut berduka Cita atas korban tabrakan Kereta Api Commuter Serpong Tanah Abang, dengan Truk Tangki Pertamina. Kita hanya bisa menyesal kalau ejadiannya sudah terjadi.......dan evaluasi yang biasanya berlangsung lama.

0 comments:

Posting Komentar