Minggu, 09 Maret 2014

Cuaca dan Kabut Asap di Pekanbaru

Terkait Kabut Asap Pekanbaru:

“KEBAKARAN DI MUSIM HUJAN, KENAPA TIDAK”

Oleh : I Putu Pudja


Kabut asap Riau sumber 

Sampai tulisan ini ditulis, berita pembatalan penerbangan ke Pekanbaru masih saja terjadi. Itu disebabkan karena kabut asap masih dibawah syarat minimal aman penerbangan untuk kegiatan take-off landing di bandara. Kabut asap merupakan bencana yang sudah terjadi sejak bulan lalu di daerah tersebut, padahal daerah lain di Jawa dan Bali serta beberapa daerah di Sumatera masih sibuk dengan hujan lebat dan banjir yang menimpa daerahnya

Musim hujan yang telah hadir mengentak dengan curah hujan tinggi, sejak awal Januari 2014. Itu dikarenakan adanya anomaly cuaca secara global. Di daratan Amerika Serikat turun salju yang sangat ektrim, di China, Vietnam, Mesir, Israel, Palestina mengalami hujan salju yang telah lama tidak hadir disana. Sedangkan di Inggris sama dengan di Indonesia mengalami banjir, dan di Australia diterjang gelombang panas sehingga mereka tidak tahan berlama-lama di luar rumah.


Secara regional, Indonesia mengalami gangguan seruakan dingin Asia yang bergerak daro daratan timur Asia menuju selatan-barat daya, melintasi khatulistiwa terus berbelok ke tenggara akibat Hukum Boys Ballot, dan gaya corrilolis. Uap air di atmosfer Indonesia sangat tinggi konsentrasinya akibat suhu permukaan perairan yang ada diatas normal. Kondisi dingin di Afrika Utara mendorong angin basah menurunkan hujan di lereng barat Bukit Barisan.

Karena kondisi ini maka angin panas turun membuat kerng kerontangnya udara permukaan Pekanbaru, sehingga membuat lahan disana sangat kering, dan mengundang hasrat petani dan peklebun untuk membakar lahan. Demikian juga dengan belokan angin dari seruakan dingin Asia yang membelok ke tenggara menguras uap air di atas Pekanbaru dan daerah sekitarnya menjadi dibawa ketimur, menjadikan udara di atas Pekanbaru dan sekitarnya menjadi keirng dan sangat mudah terbakar.

Kedua kondisi ini menyebabkan sedikit saja ada api liar  menjadi besar dan asapnya membenrtuk kabut asap yang mencemari udara daerah Riau daratan dan sekitarnya. Sehingga menjadikan visibilitas menjadi pendek, dan lebih pendek dari persyaratan minimum untuk proses take off dan lending secara aman. Yang tentu saja sangat membahayakan penerbangan kalau di langgar. Kejadian itulah rupanya yang menyebabkan dibatalkannya penerbangan Citilink dari Jakarta ke Pekanbaru, pada Minggu sore, 9 Maret 2014, setalah sempat tertunda selama dua jam. 

Kabut asap disebabkan dengan banyaknya titik api, atau titik bakar di daerah Riau daratan dan sekitarnya, dapat dikatakan sebagai akibat dari daerah tersebut menjadi daerah bayangan hujan, dan berada di tepian tikungan angin kencang sebagai resultante angin baratan pada musim hujan ini ditambah diperkuat oleh angin seruakan dingin Asia yang pada daerah ini memberlok ke tenggara, menyusuri atas perairan Laut China Selatan terus menuju Laut Jawa, daratan Jawa menuju tekanan rendah sekitar Australia. Kecepatan dan pusaran angin di daerah ini mengakibatkan semakin keringnya daerah Riau daratan pada saat konsisi ini berlangsung. Diduga proses awal telah terjadi sejak akhir tahun 2013 sampai saat ini.

Walaupun demikian, rupanya tetangga kita Singapura dan Malayasia tidak protes. Itu karena L1) posisi Malaysia dan Singapura hampir sama dengan posisi Riau daratan bila dilihat dari sirkulasi udara, sehingga beberapa kebakaran diduga terjadi juga di Malaysia, dan asapnya malah di bawa kea rah Indonesia. (2) angin maratan masih kuat sehingga asap yang terjadi di daratan Riau akan terbawa angin kearah tenggara dari daerah tersebut.

Namun, karena masih basahnya udara yang kaya uap air di ats daratan Sumatera Selatan, Lampung dan Jawa menyebabkan tidak sampai udara dengan asap tersebut tersebarkesana.  Jadi fungsi angin baratan yang masih kuat menyebabkan kabut asap tidak sampai mencemari negara tetangga yang biasanya paling sibuk protes, yaitu Malaysia dan Singapura. Mungkin kali ini asap dari Malaysia bisa mencemari Indonesia terbawa oleh nagin baratan tersebut.

Puri Gading, Jimbaran: 9 Maret 2014.

0 comments:

Posting Komentar