Selasa, 22 April 2014

Gempa tektonik picu aktivitas volkanik



“AKTIVITAS GUNUNG MERAPI TERPICU GEMPABUMI TEKTONIK”
Oleh : I Putu Pudja

Gunung Merapi 20 April 2014 kembali menunjukkan erupsi atau letusan , walau tergolong kecil sempat membuat ketar-ketir masyarakat penghuni lereng Merapi. Erupsi kali ini sangat menarik karena kejadiannya kembali diadahului oleh adanya gempa tektonik. Seperti kita ketahui gempa tektonik terjadi dua kali pada hari Jumat sebelumnya yaitu 18 April 2014, dengan kekuatan 5,3 dan  5,6 Skala Richter. Data gempabuminya seperti berikut;

1.    Gempa pertama terjadi 18 April 2014, pada pk 22 07 13 WIB dengan pusat gempanya berada pada posisi 09,19 LS – 110,38 BT pada kedalaman 40 km, dengan kekuatan 5,3 SR. Pusat gempabumi sekitar 138 km barat daya Gunung Kidul, dan dirasakan goncangannya dengan intensitas II MMI di Imogiri.
     Gempa kedua terjadi 18 April 2014 pada pk. 20 33 36 WIB dengan pusat gempa berada pada posisi 9,3 LS-110.33 BT pada kedalaman 10 km, sekitar 151 km barat daya Gunung Kidul, dirasakan goncangannya denganintensitas II-III MMI di Yogyakarta, Bantul dan Sleman, II MMI di Cilacap dan Klaten.
Seperti diinformasikan BPPTKG, bahwa letusan kali ini merupakan picuan dari gempabumi tektonik sebelumnya, yang bukan merupakan letusan magmatic, walau terjadi luncuran lava dan hujan abu. Sehingga status Merapi pun dinyatakan normal.
Data dan fakta ini semakin memperkuat bahwa gempa tektonik memicu aktivitas gunung api, seperti yang pernah terjadi ada Gunung Sinabung, Gunungng Marapi, Gunung Lokon, dan bebera[a Gunung di Maluku Utara yang sering keganggu karena gempabumi tektonik yang terjadi disekitarnya yang memang merupakan daerah aktif seismik.
Demikian pula hasil penelitian Putu Dedi Pratama yang sempat penulis ajak berbincang-bincang tentang kaitan aktipitas tektonik dan volkanik ini untuk letusan Gunung Agung, pada tahun 1963 dan 1917 , dimana ditemukan indikasi letusan yang hebat didahului oleh gempabumi tektonik yang terjadi disekitarnya.
Hipotesa bahwa gempabumi tektonik dapat memicu aktivitas volkanik, rupanya semakin terbukti dengan data-data yang dihimpun sampai saat ini, terutama untuk aktipitas volkanik di Indonesia.
Dalam proses ini diduga saat terjadi gempabumi tektonik keseimbangan secara fisis terjadi di daerah sekitar titik atau bidang atau volum stress yang terakumulasi. Kita ketahui bahwa Energi stress persatuan volum tidak lain adalah tekanan. Nah gangguan tekanan ini yang diduga juga terjadi pada kawah Gunung Merapi sehingga tekanan menjadi meningkat, dia memompa sisa gas, magma dipermukaan, maupun material padat iannya yang tersisa saat erupsi sebelumnya. Demikian juga guncangan diduga telah mengocok gas terutama CO2 menjadi meningkat tekanannya, sehingga menekan untuk erupsi.

Kondisi inilah yang menjadikan letusan tidak menjadi berkelanjutan, letusan hanya bersifat gangguan saja, sambail mencari keseimbangan baru.  Kesaeimbangan baru di Gunung Merapi tercapai dalam waktu yang ringkas.

Pondok Betung, 23 April 2014

0 comments:

Posting Komentar