“KEMARAU KALI INI MASIH PANJANG ?”
Sawah Petani Kekeringan |
Masyarakat di Pulau Jawa-Bali-Nusa Tenggara cukup dipusingkan oleh musm kemarau kali ini. Selain panas menyengat yang membuat berkeringat sepanjang hari karena rendahnya kelembaban udara sampai mencapai hanya 36 persen, dan suhu udara siang hari mencapai kisaran 34 – 38 derajat Celsius. Menjadikan kita :
1. Terasa
terpanggang kepanasan, dengan keringat terkadang bercucuran;
2. Kesulitan
air bersih untuk kebutuhan seharilhari;
3. Kesuliran
air untuk kebutuhan pakan ternak dan pertanian;
4. Meningkatnya
frekuensi kebakaran lahan dan pemukiman.
Secara normal pada bulan-bulan
Oktober – Maret kita mengalami musim hujan, akan tetapi kali ini hujan
kelihatannya enggan turun ke bumi Indonesia terutama belahan selatan
khatulistiwa. Di belahan utara kelihatannya terjadi hal sebaliknya, yaitu hujan
lebat bahkan berakibat banjir dan longsor seperti yang terjadi di Aceh, juga
Manado.
Kejadian itu sebenarnya dapat
menjawab apa yang terjadi? Kok bisa sih.
Hujan lebat di atas wilayah Acerh
ataupun Sulawesi Utara merupakan pertanda disana sedang berlangsung system tekanan
rendah, sehingga udara akan secara konvergen mengalir ke daerah tersebut dengan
segala uap air yang ada di dalamnya dan menuurunkan hujan disana. Daerah lain
sekitarnya akan merupakan daerah divergen, dimana udaranya akan di tarik keluar
ke daerah sistemm tekanan rendah.
Proses ini akan diperparah bila
daerah divergen memiliki gradient tekanan yang tinggi dengan daerah
konvergennya. Data menunjukkan bahwa di daerah belahan utara Australia, terjadi
daewrah tekanan tinggi, yang berarti siap untuk bergerak ke daerah tekanan
rendah. Ini rupanya yang memacu arus angun lebih deras menuju perairan Aceh,
Dengan membawa habis uap air yang ada di dalamnya.
Kondisi laut atau perairan
belahan selatan khatulistiwa Indonesia, belakangan ini suhunya relative dingin,
sehingga sulit terbentuk rezim awan Cb sipembawa hujan, sehingga memperparah
kekeringan udara di daerah ini yang sudah ditarik deras oleh tekanan rendah di
utara khatulistiwa.
Suhu udara yang tinggi
menyebabkan semakin cepat nya air tanah, baik air untuk beutuhan pertanian,
pakan ternak yang umumnya ada dipermukaan, serta air tanah yang masih merupakan
sumber air utama air bersih masyarakat kita, semakin menguras habis air tanah
menyebabkan kesulitan semakin meluas, pada : kebutuhan pertanian, pakan ternak,
dan kebutuhan masyarakay untuk minum dan MCK.
Ketiga kondisi (1) tekanan rendah
dibelahan utara khatulistiwa, (2) rendahnya suhu permukaan laut, dan (3)
tingginya tekanan udara di belahan utara Australia, telah mengganggu kondisi
normal angin baratan yang biasa bertiup terjadi musim hujan dan merpakan udara
yang kaya uap air di atas wilayah Indonesia.
Seterusnya
kondisi ini yang dipantau sudah sekitar dua bulanan terjadi memperparah kemarau
di Indonesia, dan ingat sekali lagi bukan karena El Nino. Untuk mengetahui
kapan musim hujan akan terjadi kata Dr Paulus Agus Winarso, saat berbincang
dengan penulis, kita perlu mengintip perkembangan kea rah normal ketiga kondisi
ini.
I Putu Pudja.
Puri Gading, 10 Nopember 2014.
0 comments:
Posting Komentar