KELEMAHAN PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA
Berdasarkan Pengalaman dan Pengamatan Pribadi
Tahun ini, tepatnya smester ini, kami mendapatkan tugas
membimbing maupun menguji mahasiswa dalam penyusunan Tugas Akhir baik berupa Laporan Kerja,
untuk Program Diploma III maupun Skripsi untuk program Diploma IV, Sarjana
Terapan.
Beberapa hal yang masih merupakan kemajuan maupun kelamahan
umum dijumpai sama dengan tahun tahun sebelumnya bagi mahasiswa. Disini yang
kami jadikan smpel adalah Mahasiswa STMKG. Terlihat bahwa dalam penyusunan
skripsi:
1.
Tidak ada persamaan persepsi tentang kedalaman
materi, kedalaman pembahasan di dalam penulisan Tugas Akhir, Mahasiswa yang
kreatif akan sangat jauh dan dalam pembahasannya, sedangkan untuk mahasiswa
yang biasa-biasa saja mungkin karena memang kualitasnya yang memang standar
atau factor kekurang rajinan ybs, hasil tulisan mereka biasa0-biasa saja.
Bahkan ada kesan mereka menunggu dead line, karena mereka dalwam minggu yang
sama di ujikan secara bersama sama;
2.
Mereka umumnya ‘pintar’ mengoperasikan program computer,
yang softwarenya memang sangat mudah diminta atau mudah dicopy, karena sesame ilmuwan
biasanya masalah beginian sangat mudah diminta atau di download bebas;
3.
Mereka secara umum sangat lemah dalam membangun
Kerangka Berfikir Konspeptual untuk mencari, menemukan, memecahkan masalah yang
mereka jadikan masalah peneltian. Meraka sangat lemah dalam mendiskripsikan
teori untuk membangun hipotesa;
4.
Mereka umunya mendapatkan hasil yang sudah pasti
ada karena umumnya software yang mereka gunakan umumnya sudah running. Hanya mereka
lemah dalam memilih data, menguji data yang mereka gunakan, disamping basic teori
yang mendasari membuat program tidak mereka kuasai.
5.
Mereka sangat miskin argumentasi, dalam membahas
hasil penelitian, karena memang teori mereka sangat miskin, dan sangat miskin
dengan referensi, Padahal mereka berbahasa inggris dengan tofl bagus katanya.
6.
Untuk keluar dari masalah itu, didasari dengan
semakin mudahnya mendapatkan referensi bahan bacaan melalui internet, maka mau
tidak mau mereka harus mau:
a.
Lebih banyak membaca buku textbook, bulletin,
jurnal yang tersedia dibidangnya masing masing
b.
Mulai belajar membuat deskripsi teoritis;
c.
Mulai belajar membangun kerangka berfikir
konseptual;
d.
Mau mempelajari software yang mereka gunakan
dengan melihat basic teori sains yang mendasarinya;
e.
Membuat batasan kedalaman bahasan atau
penelitian dalam menyusun tugas akhir, sehingga tidaj ‘jomlang’ antara
mahasiswa satu dengan lainnya, dan
f.
Tentunya melihat tahapan sistimatis dalam
langkah penelitian.
7.
Sedikit catatan sebagai oto kritik bagi civitas
academika STMKG untuk kemajuan bersama, meraih masa depan yang lebih baik.
Bintaro, Akhir Agustus 2015
0 comments:
Posting Komentar