"HUBUNGAN AKTIPITAS TEKTONIK DAN VOLKANIK”
Oleh : I Putu Pudja
Nah kok bisa ya ada perubahan
tipe pada gunung api, apakah ini merupakan akhir akhir tahapan suatu proses
berulang dalam aktipitas volkanik. Dalam sejarahnya pembentukan gugusan gunung
api tidak terlepas dari proses tektonik di daerah dimana gunung api itu berada.
Sehingga kita jumpai gugus gunung api di dunia, juga di Indonesia, mempunyai
garis sejajar dengan garis subdaksi yang merupakan pertemuan dua lempeng
tektonik.
Di daerah Sumatera-Jawa-Nusa
Tenggara- Banda, kita kenal sebagai pertemuan dua lempeng tektonik, yang
membuat daerah tersebut aktip secara tektonik, maupun seismic –gempabumi-,
lempeng tersebut adalah lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Lempeng Indo
Australia menekan lempeng Eurasia, relatip kea rah utara – utara timur laut,
sengan kecepatan hingga 7 cm / tahun. Akibat tekanan inilah yang menjadikan ada
nya aktipitas magmatic yang terpompakan konduktif keatas pada bagian yang
lemah, yang kita kenal dengan nama Gunung Api.
Adakah meningkatnya aktipitas
Gunung Api belakangan ini seperti aktipitas Gunung Sinabung, Gunung Marapi,
Gunung Tanguban Perahu, Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Bromo dan lain-lain
yang menunjukkan aktipitasnya belakangan ini dengan skala yang berbeda-beda?.
Di segmen-segmen tersebut kita
jumpai secara berkala masih terjadi aktipitas gempabumi, seperti gempabumi pada
segmen subdaksi: Simelue, Mentawai, Bengkulu, Jawa Barat-Cilacap, selatan
Jogjakarta.
Memang masih sangat sulit menjelaskannya
dengan fenomen Fisika, bagaimana menjelaskan bahwa tekanan yang terjadi di
daerah subdaksi yang memproduksi gempabumi tersebut, mampu meneruskan tekanan
sampai ke daratan yang jauh dimana Gunung Api itu berada. Namun bila kita
melihatnya sebagai titik-titik lemah sebagai tempat terjadinya akumulasi stress
karena desakan lempeng tektonik hal ini bisa dimengerti.
Demikian pula halnya dengan
gempabumi yang mengaktip di beberapa segmen sesar Sumatera, biasanya berkaitan
dengan gempabumi yang terjadi di daerah subdaksi. Kita catat urut lokasi dari
utara ke selatan : Gempa Meulaboh, Gempa Benar Meriah, Gempa Takengon, Gempa
Mandailing Natal, Gempa Batusangkar, Gempa Jambi, Gempa Garut, Gempa Situbondo,
Gempa Dompu. Sampai saat ini banyak
dikaitkan dengan adanya saling ketergangguan kesetimbangan antar lempeng, saat
pelepasan energy gempa bumi, mengganngu kesetimbangan energy pada sesar yang
ada di daratan, yang juga umumnya pada sesar Sumatera mempunyai kelurusan yang
sejajar dengan kelurusan subdaksi.
Aktipitas ini juga dikatakan
telah mempompa minimal menambah aktip aliran konvektif magma yang ada diperut
bumi, sehingga menekan keatas mencari daerah-daerah lemah, yang tidak lain
adalah kawah gunung berapi. Kejadian serupa pernah terjadi berkepanjangan saat
Kepulauan Sangir Talaud sering di goncang gempa bumi, juga diikuti dengan
mengaktipnya gunung api di Minahasa maupun Gunung api di Maluku Utara.
Beberapa pakar menyebutkannya
ibarat botol bir, yang dikocok terus akibat getaran gempabumi, bila kita buka
tutupnya dia akan muncrat karena tekanan di dalam botol bertambah. Nah khusus
untuk kejadian di Sumatera, aktipitas darat yang menyertai gempa-gempa yang
terjadi di dasar laut pada daerah subdaksi sebagai daerah pertemuan dua lempeng
tektonik, telah menjadikan aktipitas gempabumi di beberapa segmen sesar
sumatera mengaktif menimbulkan gempabumi, untuk daerah yang lebih lemah dalam
gunungapinya menimbulkan aktipitas gunung api. Sepanjang sisi sesar Sumatera ini
bisa kita saksikan adanya peningkatan voklanik pada Gunung Sinabung, Gunung
Marapi, sampai Gunung Anak Krakatau.
Semakin seringnya terjadi
kejadian gempa bumi di daerah ini, baik pada zona subdaksi, sesar Sumatera,
maupun pada gunung api, diyakini para pakar akan segera menyeimbangkan energy yang
timbul akibat saling menekannya dua lempeng tektonik di daerah ini. Hanya saja
waktu berhentinya itu yang susah kita ketahui, mengingta sangat banyaknya
segmen aktip di daerah ini, baik yang di laut maupun di darat, serta titik
Gunung apinya.
Puri Gading, Awal
Pebruari 2014
0 comments:
Posting Komentar